Assalamu'alaikum, apa kabar semua, semoga baik-baik saja ya,...
Ya kembali lagi bertemu dengan ts yang guanteng ini(Menurut istri ts loh) ^_^, kali ini ts ingin menulis tentang kandungan mineral pada kentang, sehingga kentang dapat menghasilkan listrik, di artikel kemarin(disini), ts menyebutkan bahwa kentang bisa digunakan sebagai alternatif baterai(ada videonya juga tuh), karena rasa penasaran ts, apa sih yang menyebabkan kentang bisa menghasilkan listrik...? Akhirnya ts pun memutuskan untuk bersemedi sambil bertanya ke mbah google(google dipanggil mbah, perasaan usia google baru 15 taun dah, :p), dan ts pun menemukan jawabannya. Mau tau apa yang ts temukan, simak baik-baik ya, hehehe,
Kandungan mineral pada kentang :
Menurut Medical Board (2010:4), kentang mengandung lebih banyak kalium
dibandingkan sayuran segar lainnya, bahkan lebih banyak dari buah pisang. Satu
kentang memiliki hampir 900 mg yang merupakan 20% kalium yang manusia butuhkan
setiap harinya. Kalium adalah zat yang sangat penting untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan sel tubuh.
Menurut Elis (2010:3), Kentang mengandung kadar air
cukup tinggi, yaitu sekitar 80%. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah
rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Kentang mengandung
pati, yang dimana pati kentang mengandung amilum
dan amilopektin dengan perbandingan 1:3.
Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18%, protein 2,4%, dan
lemak 0,1%. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80
kkal.
Energi kentang lebih rendah dibandingkan beras. Namun,
jika dibandingkan dengan umbi-umbian yang lain seperti singkong, ubi jalar, dan
talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan
satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 mg per 100
gram dari bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat sedikit
mengandung vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup
dengan memakan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol B1 (vtiamin).
Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga
kebutuhan vitamin C (33%) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian
besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi.
Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia
melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati yang ada dalam
kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20-25% (Octha, 2010: 1).
Kandungan air per 100 gram kentang ialah 82 gram,
dengan nilai protein sebanyak 2 gram, kalori sebanyak 70 kkal, dan karbohidrat
sebanyak 19 gram. Selain kandungan-kandungan tersebut, kentang juga memiliki
kandungan lain seperti zat besi dan riboflavin
yang penting bagi tubuh (Ratna, 2010:2).
Menurut pendapat Eric Manajer operasional
semikonduktor/produk komunikasi (2010:5), Kentang juga mengandung zat pati,
garam dapur (NaCl) dan air (H2O). Yang dimana sebuah larutan
elektrolit itu mempunyai tiga kmponen yaitu
asam, basa, dan garam.
Dan inilah yang menyebabkan kentang bisa menghasilkan lisktrik :
Adanya listrik pada kentang karena kentang tersebut mengandung zat-zat yang merupakan komponen penghasil listrik, di antaranya adalah: Karbohidrat, kalium, Protein, lemak, garam dapur (NaCl), air (H2O), pati (amilum dan amilopektin), vitamin B dan C, zat besi, riboflavin.
Dari uraian tersebut telah
dijelaskan bahwa kentang mengandung garam dan air. Garam merupakan suatu
senyawa kimia sederhana yang terdiri dari dua atau lebih atom yang membawa ion
positif (kation) dan ion negatif (anion).
Misalnya garam meja (NaCl) terdiri dari kation (Na+) dan Anion (Cl-).
Garam yang terlarut dalam air akan mengalami hidrolisis. Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion
hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang
terhidrolisa dan membentukan ion hidronium ketika dilarutkan ke dalam air
disebut sebagai garam asam. Adapun garam netral adalah garam yang tidak terjadi
hidrolisis. Yang mana garam tersebut tersusun atas basa kuat dan asam kuat (Rahayu,
2009:1).
Suatu garam dapat
tersusun dari basa kuat dan asam kuat, asam kuat dan basa lemah, basa kuat dan
asam lemah, dan asam lemah dan basa lemah (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 195).
Pada kentang, terdapat
suatu garam yang merupakan garam dapur (NaCl).
NaCl merupakan suatu senyawa yang terdiri atas HCl (asam kuat) dan NaOH
(basa kuat). Reaksi itu diperoleh dari hasil reaksi antara garam dan air.
Adapun reaksinya adalah: (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 196)
NaCl + H2O → NaOH+ + HCl-
Adanya
listrik dalam kentang karena adanya reaksi garam dengan air yang menjadi sebuah
larutan garam. Garam merupakan zat terlarut dan air merupakan zat pelarut. Larutan
garam (NaCl) merupakan larutan garam yang bersifat netral karena tersusun atas
asam kuat dan basa kuat. Larutan garam (NaCl) merupakan suatu larutan elektrolit yaitu larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. oleh sebab itu, kentang dapat menghasilkan
listrik.
Selain
adanya garam dan air, faktor lain yang menyebabkan kentang menghasilkan listrik
ialah karena adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion atau yang disebut dengan disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion
positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi
ion-ion (kation dan anion) ketika dilarutkan ke dalam air, sebab ion-ion di
dalam air akan bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak bebas ialah ion yang hanya
terdapat dalam larutan dan lelehan (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 140).
Kandungan
garam pada kentang merupakan suatu larutan, dimana garam merupakan zat terlarut
dan air merupakan zat pelarut, sehingga ion-ionnya dapat bergerak dengan bebas. Gerakan ion-ion dalam
kentang tersebut yang dapat menghasilkan listrik.
Artikel ini ts copas dari hasil Karya Ilmiyah ananda Fitri Wahyuni, dengan judul : Analisis Kandungan Listrik Pada Kentang. Sebagai salah satu syarat kelulusan santri kelas VI Madrasatul Mu'allimin Al-Islamiyyah Pondok Pesantren Modern Assa'adah. Link Publikasi Karya Ilmiyahnya disini.