Minggu, 15 September 2013

Kentang : Sumber Listrik Alternatif....?

Assalamu'alaikum, apa kabar semua, semoga baik-baik saja ya,...

Ya kembali lagi bertemu dengan ts yang guanteng ini(Menurut istri ts loh) ^_^, kali ini ts ingin menulis tentang kandungan mineral pada kentang, sehingga kentang dapat menghasilkan listrik, di artikel kemarin(disini), ts menyebutkan bahwa kentang bisa digunakan sebagai alternatif baterai(ada videonya juga tuh), karena rasa penasaran ts, apa sih yang menyebabkan kentang bisa menghasilkan listrik...? Akhirnya ts pun memutuskan untuk bersemedi sambil bertanya ke mbah google(google dipanggil mbah, perasaan usia google baru 15 taun dah, :p), dan ts pun menemukan jawabannya. Mau tau apa yang ts temukan, simak baik-baik ya, hehehe,



Kandungan mineral pada kentang : 
     
Menurut Medical Board (2010:4),  kentang mengandung lebih banyak kalium dibandingkan sayuran segar lainnya, bahkan lebih banyak dari buah pisang. Satu kentang memiliki hampir 900 mg yang merupakan 20% kalium yang manusia butuhkan setiap harinya. Kalium adalah zat yang sangat penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. 

Menurut Elis (2010:3), Kentang mengandung kadar air cukup tinggi, yaitu sekitar 80%. Itulah yang menyebabkan kentang segar mudah rusak, sehingga harus disimpan dan ditangani dengan baik. Kentang mengandung pati, yang dimana pati kentang mengandung amilum dan amilopektin dengan perbandingan 1:3. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18%, protein 2,4%, dan lemak 0,1%. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal. 

Energi kentang lebih rendah dibandingkan beras. Namun, jika dibandingkan dengan umbi-umbian yang lain seperti singkong, ubi jalar, dan talas, komposisi gizi kentang masih relatif lebih baik. Kentang merupakan satu-satunya jenis umbi yang kaya vitamin C, kadarnya mencapai 31 mg per 100 gram dari bagian kentang yang dapat dimakan. Umbi-umbian lainnya sangat sedikit mengandung vitamin C. Kebutuhan vitamin C sehari 60 mg, untuk memenuhinya cukup dengan memakan 200 gram kentang. Kadar vitamin lain yang cukup menonjol B1 (vtiamin). Dengan mengkonsumsi sebuah umbi kentang yang berukuran sedang, sepertiga kebutuhan vitamin C (33%) telah tercapai. Demikian juga halnya dengan sebagian besar kebutuhan akan vitamin B dan zat besi. 

Pati adalah polisakarida nutrien yang tersedia melimpah pada sel tumbuhan dan beberapa mikroorganisme. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20-25% (Octha, 2010: 1).

Kandungan air per 100 gram kentang ialah 82 gram, dengan nilai protein sebanyak 2 gram, kalori sebanyak 70 kkal, dan karbohidrat sebanyak 19 gram. Selain kandungan-kandungan tersebut, kentang juga memiliki kandungan lain seperti zat besi dan riboflavin yang penting bagi tubuh (Ratna, 2010:2). 

Menurut pendapat Eric Manajer operasional semikonduktor/produk komunikasi (2010:5), Kentang juga mengandung zat pati, garam dapur (NaCl) dan air (H2O). Yang dimana sebuah larutan elektrolit itu mempunyai tiga kmponen yaitu  asam, basa, dan garam.


Dan inilah yang menyebabkan kentang bisa menghasilkan lisktrik :

Adanya listrik pada kentang karena kentang tersebut mengandung zat-zat yang merupakan komponen penghasil listrik, di antaranya adalah: Karbohidrat, kalium, Protein, lemak, garam dapur (NaCl), air (H2O), pati (amilum dan amilopektin), vitamin B dan C, zat besi, riboflavin. 

Dari uraian tersebut telah dijelaskan bahwa kentang mengandung garam dan air. Garam merupakan suatu senyawa kimia sederhana yang terdiri dari dua atau lebih atom yang membawa ion positif (kation) dan ion negatif (anion). 

Misalnya garam meja (NaCl) terdiri dari kation (Na+) dan Anion (Cl-). Garam yang terlarut dalam air akan mengalami hidrolisis. Garam yang terhidrolisis dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentukan ion hidronium ketika dilarutkan ke dalam air disebut sebagai garam asam. Adapun garam netral adalah garam yang tidak terjadi hidrolisis. Yang mana garam tersebut tersusun atas basa kuat dan asam kuat (Rahayu, 2009:1).

Suatu garam dapat tersusun dari basa kuat dan asam kuat, asam kuat dan basa lemah, basa kuat dan asam lemah, dan asam lemah dan basa lemah (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 195). 

Pada kentang, terdapat suatu garam yang merupakan garam dapur (NaCl).  NaCl merupakan suatu senyawa yang terdiri atas HCl (asam kuat) dan NaOH (basa kuat). Reaksi itu diperoleh dari hasil reaksi antara garam dan air. Adapun reaksinya adalah: (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 196)
NaCl + H2O → NaOH+ + HCl-

Adanya listrik dalam kentang karena adanya reaksi garam dengan air yang menjadi sebuah larutan garam. Garam merupakan zat terlarut dan air merupakan zat pelarut. Larutan garam (NaCl) merupakan larutan garam yang bersifat netral karena tersusun atas asam kuat dan basa kuat. Larutan garam (NaCl) merupakan  suatu larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. oleh sebab itu, kentang dapat menghasilkan listrik. 

Selain adanya garam dan air, faktor lain yang menyebabkan kentang menghasilkan listrik ialah karena adanya reaksi ionisasi pada senyawa ion atau yang disebut dengan disosiasi. Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa ion akan terurai menjadi ion-ion (kation dan anion) ketika dilarutkan ke dalam air, sebab ion-ion di dalam air akan bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak bebas ialah ion yang hanya terdapat dalam larutan dan lelehan (Justiana dan Muchtaridi, 2009: 140).

Kandungan garam pada kentang merupakan suatu larutan, dimana garam merupakan zat terlarut dan air merupakan zat pelarut, sehingga ion-ionnya dapat  bergerak dengan bebas. Gerakan ion-ion dalam kentang tersebut yang dapat menghasilkan listrik. 

Artikel ini ts copas dari hasil Karya Ilmiyah ananda Fitri Wahyuni, dengan judul : Analisis Kandungan Listrik Pada Kentang. Sebagai salah satu syarat kelulusan santri kelas VI Madrasatul Mu'allimin Al-Islamiyyah Pondok Pesantren Modern Assa'adah. Link Publikasi Karya Ilmiyahnya disini.



1 komentar: